Sabtu, 07 Februari 2009

jarak pena

AROGANSI TERORIS BERSAUDARA
AMERIKA & ISRAEL

Oleh:Adriansyah

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Allah segerakanlah kemenangan, keselamatan serta pertologan
Kepada umat Islam dan jadikanlah kami sebaik-baiknya pengikut.”


Marilah kita amati Negara-negara besar di dunia. Bagaimanakah sikap mereka terhadap penuntut hak asasi manusia, kemerdekaan, kebersihan serta keadilan. Di Amerika, beberapa ilmuwan yang ingin mengungkapkan kebenaran selalu akan di singkirkan. Seperti peneliti yang ingin menulis tentang peristiwa Hitler membantai orang Yahudi(Holocous) dimasukkan kedalam penjara, sehingga tidak ada pembicaraan baru atau tidak ada hak-hak baru yang dapat didengar. Dengan alasan isu Holocoust itulah zionis Israel hijrah ke Palestine, karena Palestine dianggap sebagai negara yang dijanjikan Tuhan untuk keturunan Nabi Ishaq as , yang tidak lain adalah bani Israil.
RezimZionis merupakan manifestasi keserakahan, perampasan dan pembunuhan, menyerang umat
Muslim. Berlawanan dengan semboyan yang mereka berikan, yaitu demokrasi, kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Rezim zionis membuat garis merah buat mereka. Dengan kata lain, garis pemisah tanpa batas.
Mereka memberikan semboyan kebebasan, namun puluhan ribu bocah-bocah dan remaja Palestina disiksa dalam penjara-penjara Zionis yang amat mengerikan, setiap hari membunuh masyarakat dirumahnya sendiri, dan dengan buldoser mereka menghancurkan rumah-rumah bersama para wanita dan anak-anak kecil yang tidak berdosa. Helikopter dan pesawat tempur yang menghancurkan rumah diatas kepala mereka dan semua itu dilakukan selama 61 tahun.
Tatkala para pemuda dan remajanya secara terpaksa melemparkan kerikil keatas persenjataan mutakhir, mereka dituduh sebagai teroris dan manusia-manusia radikal, Sedangkan para pembunuh handal itu diberikan penghargaan nobel perdamaian, Hamas yang berjuang untuk kemerdekaan Palestine justru dianggap teroris Internasional.
Rakyat Palestine tidak terlibat pada Perang Dunia II, dan tidak ada hubungannya dengan peristiwa holocaust, tapi mengapa rakyat Palestine harus membayar semua ini?atau peristiwa holocaust hanya berupa manipulasi Amerika dan Zionis untuk mendirikan Israel Raya dari Sungai Nil(Mesir) hingga ke sungai Furat(Irak).Kalau benar peristiwa ini sebuah kenyataan, lalu mengapa sejumlah akademisi Eropa yang mencoba menulis tentang peristiwa Holocoust dikirim ke penjara?
Saat kampanye Barack Obama pernah berkata di depan umat Yahudi Amerika:Barangsiapa yang memusuhi Israel berarti memusuhi Amerika. Disini sangat terlihat solidaritas kaum Yahudi diseluruh dunia, walaupun Obama bukan Yahudi tapi kemenangannya tidak lepas dari dukungan Yahudi, Obama memaksa Palestina mengakui Israel sebagai negara umat Yahudi yang bedaulat, padahal Israel berdiri dari hasil merebut tanah rakyat Palestine secara paksa. Apakah ini perubahan yang dijanjikan Obama saat kampanye?
Sedangkan Presiden SBY yang memimpin negara yang mayoritas Islam dan beliau juga seorang muslim, justru memberikan ucapan selamat atas pelantikan Obama yang merupakan sekutu Israel dan berharap bisa terjalin hubungan lebih baik dengan Amerika.Lalu, sampai kapan Indonesia berhenti menjadi bangsa penjilat?Kapankan muncul seorang pemimpin yang berpihak pada Islam? Dan kapan umat Islam solidaritasnya melebihi umat Yahudi?Atau hanya sibuk berdebat tentang masalah tahlilan, raka’at tarawih dan perbedaan waktu lebaran? Ya Allah berikanlah takdir yang terbaik untuk umat muslim.

Tidak ada komentar: