Sabtu, 07 Februari 2009

jarak pena

BELAJARLAH DARI PRESIDEN

MAHMUD AHMADINEJAD

Oleh:Adriansyah

Saat saya duduk dikantin setelah rehat dari jam kuliah, bersama teman saya membicarakan tentang situasi timur tengah yang sedang kacau, awalnya saya dan kawan-kawan mahasiswa sosiologi agama sangat berharap dengan kemenangan Obama bisa membuat perubahan dan perdamaian di timur tengah. Namun, setelah pernyataan Obama bahwa ia akan melindungi Israel, menjadikan Yerussalem sebagai ibu kota Israel yang harus diakui oleh Palestine, menganggap Hamas sebagi teroris, saya rasa bukan perubahan dan perdamaian yang akan terjadi, tapi masalah baru bagi dunia.

Setelah pembahasan tentang Obama, teman saya menyebutkan satu nama pemimpin yang pantas menjadi panutan oleh pemimpin-pemimpin dunia, yaitu Dr.Mahmud Ahmadinejad selaku presiden Iran. Beliau adalah presiden yang berani mematahkan arogansi Amerika dan Israel dengan hasil pemikirannya, beliau berhasil membangun perekonomian Iran setelah krisis yang panjang, dan beliau berani memboikot produk Amerika juga melarang budaya barat (westernisasi) masuk ke Iran sekalipun itu cuma musik. Wajar saja pada tahun 2005 oleh majalah TIME beliau diberi gelar Men Of The Year.

Secara kepribadian Ahmadinejad sangat sederhana dan

Saya rasa pemimpin di Indonesia perlu meniru Ahmadinejad, karena selama ini pemimpin kita lebih suka meniru orang barat. Ahmadinejad sangat menjaga budaya bangsanya. Sedangkan bangsa kita kurang menghargai budaya, sampai-sampai reog ponorogo dan lagu rasa sayange di klaim oleh Malaysia. Beliau bersih kukuh menjaga sumber daya alam Iran hanya untuk rakyat Iran, sedangkan sumber daya alam kita dijajah oleh para kapitalis-kapitalis asing.

Ahamdinejad selalu menggalakan rasa solidaritas pada negara-negara Islam, beliau membantu Irak saat diserang Amerika, padahal Saddam Husein dengan pasukannya menyerang Iran selama 8 tahun, tapi beliau tau kalau Saddam saat itu adalah jongos Amerika yang di beri modal persenjataan. Beliau berkata, rakyat Irak dan Iran itu bersau dara dan saling menyayangi. Satu nyawa yang mati di Irak, rasanya satu nyawa yang mati di Iran, maka dari itu penderitaan Irak adalah penderitaan Iran. Beliau juga aktif menunjukan rasa solidaritas kepada Palestine dan Afganistan. Beliau berkata, biarkan Irak, Palestine, Afganistan, hidup damai dan menentukan nasib negaranya sendiri dengan merdeka.

Disaat bangsa kita berhutang pada asing, disaat pemerintah kita membuang uang untuk membuat heliped di kebun raya bogor untuk George W. Bush, justru Ahmadinejad sebagai presiden yang progesif menjadi batu penghalang atas rencana busuk Amerika dan zionis yang ingin mendirikan Israel Raya yang membentang dari sungai Nil(mesir) sampai sungai Furat (Irak). Kalahnya Israel oleh hizbullah, dukungan Iran di Libanon dan kefasihan Ahmadinejad berdebat di universitas Columbia berhasil mematahkan perspektif rakyat Amerika tentang isu teroris sampai isu bahwa nuklir Iran akan digunakan sebagai senjata pembunuh masal.

Ahmadinejad pernah berkata kepada Daniel selaku wartawan Amerika, perdamaian di Palestine hanya bisa terjadi apabila Israel dihapuskan dari peta dunia,seperti Uni Soviet yang telah musnah dan kini sudah tidak ada, begitu juga rezim zionis akan segera musnah. keberanian seperti itulah yang belum dimiliki pemimpin kita saat ini, padahal di pembukaan UUD 45 ada kalimat “maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.” Seluruh partai politik di Indonesia berlandaskan pada UUD 45, seharusnya pemerintahan Indonesia juga aktif dalam pembelaan kemerdekaan negara-negara Islam yang dijajah Amerika dan zionis. Ataukah UUD 45 kini hanya sebatas symbol?

Tidak ada komentar: