Rabu, 21 Januari 2009

MAHBUB JUNAEDI ''THE PMII LEGEND"

Mahbub Djunaedi (Jakarta, 27 Juli 1933 - Bandung) - wartawan, sastrawan dan politisi. Sejak kecil Mahbub sudah terbiasa membaca karya-karya pengarang terkemuka dunia maupun tanah air. Ketika di sekolah menengah pertama di Jakarta, Mahbub remaja, sudah menjadi staf redaksi majalah sekolahnya. Di sekolah menengah atas (SMA Negeri I Budi Utomo, Jakarta), puisi, esai, cerpen dan karya tulis lain Mahbub sudah dimuat di sejumlah media massa bergengsi.
Selain romannya Dari Hari ke Hari (1982) dan Angin Musim (1985), Mahbub juga menerjemahkan beberapa buku antara lain Di Kaki Langit Gurun Sinai karangan Hassanin Haykal, 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah tulisan Michael H. Hart (sudah cetak ulang hamper 20 kali), Binatangisme karya George Orwell, Cakar-cakar Irving tulisan Art Buchwald yang juga dikenal dunia sebagai kolumnis dengan nada humor dan satirisme yang tinggi.
Mahbub mulai bekerja di harian Duta Masyarakat tahun 1958. Karirnya terus menanjak, hingga akhirnya memimpin suratkabar resmi Partai Nahdlatul Ulama (NU) itu. Selain di Duta Masyarakat, karirnya di NU pun terbilang cemerlang hingga sempat menjadi salah satu ketua pengurus besar. Bahkan ketika NU berfusi ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mahbub juga sempat didaulat menjadi salah satu ketua.
Mahbub memang sudah aktif berorganisasi sejak muda, antara lain pernah duduk dalam kepengurusan Pengurus Besar HMI dan PMII. Demikian pula di dalam organisasi kewartawanan, Mahbub sempat terpilih menjadi Ketua Umum PWI Pusat sesudah peristiwa G30S/PKI, menggantikan A. Karim D.P. Seperti diketahui, Karim DP, ketika itu “diamankan” pihak berwajib karena dituduh “terlibat” G30S/PKI.
Menurut Mahbub, pengalaman paling sulit ia rasakan ketika memimpin PWI pada masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. “Pada dasarnya yang dihadapi waktu itu semuanya sesama rekan, teman seprofesi, hanya aliran yang berbeda.”
Mahbub Djunaedi dikenal memiliki kemampuan analisis yang tajam. Arah tulisannya sejalan dengan keyakinan dan cita-citanya atau ideologi yang dianutnya. Mahbud dikenal prigel dan luwes dalam menuangkan gagasan. Tulisannya mengalir seperti halnya ketika ia menuangkan gagasan secara lisan. Mahbub adalah penulis dengan gaya bahasa yang lugas, sederhana, dan humoris. Namanya sangat tersohor sebagai seorang kolumnis yang piawai.
Humor ialah alat Mahbub mengajak pembaca berkelana masuk ke dalam sesuatu masalah. Baginya, lebih baik menyentil orang dengan cara membuat sasaran yang dikritiknya tersenyum daripada membuatnya murka. Dengan ketawa, semua masalah akan segera teratasi. “Bukankah humor, di samping melankolis, juga merupakan kebiasaan kesusastraan?” katanya.
Menurut Mahbub, kebiasaan orang Indonesia yang suka ketawa seringkali membantu mengatasi persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Menurutnya, hanya orang-orang yang mempunyai intelektualitas sajalah yang mampu menerima humor dan ketawa.
Jika anggapan ini betul, menurut Mahbub, benarlah anggapan bahwa rakyat Indonesia memiliki tingkat intelektualitas yang cukup tinggi (di samping kesabarannya), sehingga setiap saat siap ketawa, tak peduli hidupnya berjalan mulus atau terbanting-banting.
Di koran Duta Masyarakat yang dipimpinnya, Mahbub pernah menulis: “Pancasila mempunyai kedudukan yang lebih agung dibanding Declaration of Independence, yang disusun dan dibacakan Thomas Jefferson sebagai pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat tanggal 4 Juli 1776, maupun dengan Manifesto Komunis yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engels tahun 1874.
Tulisan Mahbub ini membuat Soekarno terpikat, sehingga memintanya untuk segera menghadap ke Istana. Dari sinilah awal kedekatan Mahbub dengan Bung Karno. Mahbub tak pernah tanggung-tanggung memuji setinggi langit sang “penyambung lidah rakyat” itu. “Kalau tidak ada Bung Karno, saya tidak yakin persatuan dan kesatuan bangsa terbangun seperti sekarang. Selain itu, Bung Karno memiliki kepedulian yang besar terhadap kehidupan rakyat kecil. Beliau itu dekat dengan rakyat.” Saking kagum dan hormatnya pada Bung Karno, Mahbub menamakan beranda depan rumahnya di Bandung dengan nama Soekarno House. Selain itu, Mahbub adalah Ketua Majelis Pendidikan Yayasan Pendidikan Soekarno hingga akhir hayatnya.
Ajaran Bung Karno, memang cukup mempengaruhi nasionalisme Mahbub. Pada sebuah pertemuan wartawan di Vietnam, Mahbub menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi kendati ia cukup fasih berbahasa Inggris atau Prancis. Inilah sikap nasionalismenya. “Bahasa Prancis bukan bahasa elu, dan bahasa Inggris juga bukan bukan bahasa gua,”demikian alasan Mahbub.
Pengalaman menarik lainnya yakni ketika menjabat sebagai Ketua Umum PWI Pusat, ketika harus memberi rekomendasi izin penerbitan majalah sastra Horison. Waktu itu PWI memang diberi otoritas untuk memberi rekomendasi untuk pengajuan izin penerbitan. Persoalan muncul ketikaa ada kekhawatiran, Pemerintah (Orde Baru) tidak akan memperkenankan penerbitan Horison karena keberadaan Mochtar Lubis sebagai pemimpin redaksi majalah tersebut. Namun, menghadapi hal tersebut, dengan enteng Mahbub mengeluarkan rekomendari meskipun ia tahu pasti bahwa tindakannya itu akan mengundang risiko yang tidak kecil.
Hal lain yang banyak dikenang dari Mahbub Junaedi adalah gayanya dalam membahas sesuatu masalah. Melalui tulisan-tulisannya seringkali Mahbub membahas persoalan serius dengan pemaparan yang tajam namun dalam gaya bahasa yang enteng dan penuh humor. Ini sangat terasa pada tulisan-tulisannya sebagai kolumnis diberbagai media massa antara lain Kompas dan Tempo. Banyak kalangan menilai, di Indonesia, gaya tulisan Mahbub tak ada duanya sampai sekarang. (Tim EPI/ES. Sumber: SSWJ/TAB)

Men Of The World

TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedi Nejad; "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."
Berikut adalah bagaimana penyiar menggambarkan dirinya.
Ahmedi Nejad, adalah presiden Iran yang membuat orang ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Iran Istana yang sangat tinggi nilai maupun harganya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening prib adi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumah pribadinya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menj adi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi prib adi , atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.




Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Lihat foto2 berikut yang menegaskan penjelasan di atas.

Jumat, 16 Januari 2009

HUMOR MANTAN PRESIDEN

gusdur



Ijazah 'Palsu tapi Asli'
02/01/2009

Pada zaman reformasi ini banyak kesempatan untuk menjadi pejabat, sehingga kadang-kadang para calon pejabat kurang persiapan. Termasuk menyiapkan ijazah yang asli.

Di salah satu kabupaten di Jawa, saat menjabat, seorang bupati kedapatan berijazah palsu. Ia pun disidang di pengadilan.

“Anda dituntut hukuman penjara karena ijazah anda ini palsu,” kata hakim kepada bupati sambil mengangkat ijazah yang dibawakan penuntut umum.

Tapi sang bupati menolak ijazahnya dikatakan palsu. ”Enggak bapak hakim. Sungguh, saya ndak bohong. Kata yang njual, ijazah itu katanya asli pak”. (nam)

Gus Dur Dicium Artis Cantik
18/04/2008

Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem seorang artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen, Jawa Tengah. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.

Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiai nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.

Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan di dalam hati.

"Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?'"

Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.

"Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen...." (ananto)

Membayangkan Serdadu Israel

Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh media massa semua negara peserta.

Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.

Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya, kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.

Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi. "Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya wartawan.

"Mudah saja" jawab si pelari Suriah, enteng. "Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang akan menembak saya." (ahm)


Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.

Pernah dia mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat oleh Zul Irwan ini:

Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi

Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.

Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).”

Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.

Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.

Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.

Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.

Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya. “Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.

Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”

Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

SAAT GUS DUR DITANYA

Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.

“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.

“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.

“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”

HUMOR

gusdurmelet.jpg (17676 bytes)




Gus Dur dan Sepatu Bush
09/01/2009

Terjadilah insiden pelemparan sepatu oleh wartawan stasiun TV di Irak ke arah presiden Amerika Serikat George W. Bush. Dunia jadi geger. Semua media menyajikannya sebagai berita utama. Tokoh-tokoh dunia berkomentar.

Mayoritas memberikan dukungan kepada sang wartawan. "Lemparan penghinaan itu adalah tanggapan balik terhadap invasi Amerika ke Irak." Dunia Arab kontan memberinya gelar pahlawan, meski belakangan wartawan ini babak belur.

Para tokoh di Indonesia pun tidak ketinggalan. Ada yang menyesalkan sikap wartawan yang emosional, tidak beretika. Namun umumnya memberikan acungan jempol kepada wartawan.

Tibalah saatnya dalam suatu forum politik para wartawan merangsek mendekati mantan presiden RI Gus Dur, meminta pendapatnya soal sepatu Bush.

"Gus Dur bagaimama pendapat anda tentang insiden pelemparan sepatu? Apakah itu termasuk bentuk kejengkelan warga Irak?"

"Apakah anda mendukung itu Gus?"

"Gus, apakah Bush pantas mendapatkan itu"

Gus Dur masih diam. Wartawan mulai tenang, menunggu kejutan.

"Ah wong nggak kena aja kog pada ribut," kata Gus Dur sambil lalu. Wartawan pun tertawa puas. (nam)

ASWAJA

INTEGRASI IDEOLOGI PMII

“AHLU ASSUNNAH WA AL JAMAAH”

SEBAGAI “MANHAJ AL FIKR” DAN “PARADIGMA GERAKAN”

Oleh Ali Imron*

Manusia sebagai salah satu mahluk Allah telah mengundang untuk menjadi obyek studi atau pembicaraan yang menarik. Namun pembicaraan itu tidak pernah tuntas memperoleh kesimpulan yang tepat mengenai keseluruhan aspeknya. Masing – masing ahli mengemukakan konsepsi berdasarkan keahlianya ; misalnya ahli filsafat menilai bahwa manusia adalah hewan yang berakal budi, ahli pendidikan menilai bahwa manusia adalah binatang yang berbakat dididik dan mendidik (homo edubaile, homo educandus). Ahli sosiologi menilai manusia sebagai binatang yang bermasyarakat (zoon politicon), ahli ekonomi menilai bahwa manusia adalah binatang yang berekonomi (homo ekonomicus) dan sebagainya.

Terminologi–terminologi tersebut merupakan aspek–aspek tertentu yang dapat ditemukan oleh masing–masing orang sesuai dengan sisi pandang yang menjadi perhatiannya, yang kesemuanya itu bersumber dari gerak aktifitas manusia sendiri.

Al qur’an sebagai hudan (pembimbing), sebagai furqon (pembeda) dan sebagai tibyan (penjelas) antara kenyataan yang satu dengan kenyataan yang lain, termasuk didalamnya manusia, telah menjelaskan sisi tertentu dari manusia dengan berbagai terminologi–terminologi agama yang dimunculkan olehnya. Terminologi–terminologi tersebut menggambarkan dan sekaligus menjelaskan tentang figur – figur yang diperankan manusia dalam berhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, serta dengan alam lainnya. Dari terminologi–terminologi tersebut, masing–masing orang dapat mengaca diri, menilai dan mengevaluasi serta mempertanyakan terhadap hatinya termasuk kelompok atau golongan manakah saya dari terminologi–terminologi yang telah dirumuskan dan diuraikan oleh al qur’an tersebut. Marilah masing–masing dari kita mancari jawabannya !!!.

Dalam cakupan sejarah, bersinggungan dengan epistemologi serta hermeneutika ahlus sunnah wal jama’ah (orang–orang yang berpegang kepada sunnah Rosululloh SAW ) yang secara etimologi ungkapan ahlus sunnah wal jama’ah merupakan suatu istilah yang berbentuk kata majmuk yang terdiri atas ahlun, sunnah dan jama’ah yang masing–masingnya ahlun berarti pengikut, pendukung atau warga; as sunnah berarti dengan at tariqh dan dimaksutkan pula sebagai al hadith yakni jalan beraqidah dan beramal sesuai yang diajarkan oleh nabi / Rosululloh SAW dan diteruskan oleh para sahabat dan tabiin; al jamaah berarti pandangan mayoritas masyarakat Islam (as sawadul a’zam).

Dengan batasan sederhana ahlus sunnah wal jama’ah dapat diberi pengertian sebagai warga atau pengikut semua yang diajarkan oleh Rosulullah SAW dan golongan sahabatnya, yang hingga ajarannya terbukti menjadi faham mayoritas umat Islam. Istilah ahlus sunnah wal jamaah ini, sebenarnya muncul sejak zaman Rosululloh SAW sebagaimana disebutkan dalam hadith riwayat at Thabrany dan lain–lainnya bahwa Rosululloh SAW bersabda :

والذى نفسى بيده لتتفترق امتى على ثلاث وسبعين فرقة فواحدة فى الجنة وثنتان وسبعون فى النار ، قيل من هم يارسول الله ؟ اهل السنة والجماعة

“ Demi Allah yang menguasai diri Muhammad, umatku akan pecah menjadi 73 ( tujuh puluh tiga ) golongan, yang satu golongan masuk surga dan yang tujuh puluh dua masuk neraka. Rosulullah ditanya : siapa yang masuk surga itu wahai Rosululloh ? beliau menjawab “ yaitu ahlus sunnah wal jamaah ““.

Untuk mencari inisial ( ciri–ciri ) ahlus sunnah wal jamaah ini, dalam hadith iftiroqul ummah (hadith tentang penjelasan perpecahan umat) yang diriwayatkan oleh Abu Dawud terdapat kalimat penjelas dari Rosulullah siapa sebenarnya yang dinamakan ahlus sunnah wal jamaah, ialah : ماأنا عليه اليوم وأصحابى “ Apa yang saya lakukan hari ini dan juga para sahabatku”.

Kalau kita lihat hadith tersebut bahwa ahlus sunnah wal jamaah telah ada sejak zaman Rosulullah SAW. Bukan merupakan suatu reaksi sosial terhadap kelompok Mu’tazilah atau kelompok lain. Ahlus sunnah wal jamaah adalah pandangan hidup dalam beraqidah dan beramal yang sikap dan pola berfikirnya sebagai berikut :

1. Bahwa yang diajarkan oleh Rosulullah SAW mencakup al Qur’an dan as Sunnah ( hadith ) yang wujud penerapannya seperti terlihat pada amaliah para sahabat dan tabiin.

2. Menerima baik setiap sunnah dan hadith mutawatir atau ahad. Penerimaan tersebut berlaku sepanjang usaha merumuskan hukum amaliah ( fiqh ) dan bidang aqidah.

3. Sedia menampung setiap informasi mengenai pokok–pokok ajaran hukum amaliah dan aqidah dalam bentuk khabar atau atsar dari nabi atau dari sahabat. (Al Isfarayini dalam tabshir fid din, 11).

Dengan ketiga sikap tersebut ahlus sunnah wal jamaah sangat menghormati sumber–sumber naqli sebagai tolak ukur kebenaran suatu ajaran (haq) disamping tetap memanfaatkan akal (rasio) dalam ber-istitlal .

4. Mengakui terhadap setiap ijma’ ahlul Halli wal ‘adi, termasuk didalamnya ijma’ us sahabat, menerima pola penetapan hukum melalui qiyas dan tidak gegabah menuduh kufur kepada orang atau fihak lain.

Sikap tenggang rasa tersebut diperlukan untuk mempertahankan jamaah diatas kebersamaannya dan memelihara mayoritasnya ditengah masyarakat Islam. Konsekwensi dalam pandangan hidup dalam beraqidah dan beramal ahlus sunnah wal jamaah menuntut modal kemampuan menghayati dan menyimpulkan (istidlal dan istinbat) terhadap perikehidupan Rosulullah SAW dan para sahabat sebagaimana dinyatakan oleh Rosulullah tersebut.

Rentetan dialektika perspektif melalui jalur epistimologi ahlus sunnah wal jamaah dengan pendekatan paradigma organisasi PMII, seyogyanya memang mampu mendesain serta mencetak kader–kadernya menuju pribadi (ulul albab) yaitu cermin sosial yang secara individu atau personal berjiwa dzikir, fikir dan amal soleh. Ulul albab secara epistemologi memiliki arti orang–orang yang berakal atau orang–orang yang mempunyai fikiran. Artinya bahwa akibat pendidikan baik formal maupun non formal mampu memberikan efek atau pengaruh yang mampu mengantarkan hingga memiliki cermin individu cendekia. Kecendikiaan ini tercermin dalam kemampuannya menatap, menafsirkan dan merespon lingkungan hidupnya dengan sifat dan sikap terbuka, kritis, kreatif, obyektif, analitis dan bertanggung jawab serta komitmen terhadap agama Islam sebagai pandangan hidupnya.

Ciri–ciri orang yang termasuk ulul albab yaitu :

1. Memiliki hikmah ( kebijaksanaan ) yang telah diberikan oleh Allah SWT. ( QS. Al Baqarah ayat 269 ).

2. Mampu mengambil I’tibar ( pelajaran ) dari umat yang terdahulu (QS. Yusuf ayat 111)

3. Kritis terhadap permasalahan untuk mencari kebenaran (QS. Az Zummar ayat 18)

4. Bersungguh–sungguh dalam mencari ilmu (QS. Ali Imran ayat 7)

5. Selalu berfikir dan merenung tentang kejadian alam semesta (QS. Ali Imran ayat 190)

6. Mau mengambil pelajaran dari kitab–kitab yang terdahulu (QS. Sad ayat 29, QS. Al Mukminun, QS. Ali Imran ayat 7)

7. Tidak takut sendirian demi mempertahankan kebenaran (QS. Al Maidah ayat 100)

8. Mau menyampaikan dan memberikan peringatan kepada manusia dan memberikan pelajaran tentang ke–Esa-an Allah (QS. Ibrahim ayat 52)

9. Menepati janji dan menyambung silaturrahmi (QS. Ar Ro’du ayat 20 – 21)

10. Bersabar, mendirikan sholat, menafkahkan sebagian rizkinya baik dengan sembunyi–sembunyi maupun dengan terang–terangan dan menolak kejelekan dengan kebaikan (QS. Ar Ro’du ayat 22).

11. Bangun di tengah malam, ruku’ dan sujud dihadapan Allah SWT. (QS. Az Zummar ayat 9)

12. Hanya takut kepada Allah SWT. (QS al Baqarah ayat 197, at Tholaq ayat 10, al Maidah ayat 100, ar Ro’du ayat 21)

Rekonsiliasi aksi sosial dalam terminologi ahlus sunnah wal jamaah ke–Indonesia–an hingga kini banyak memunculkan term – term baru yang termasuk diantaranya afiliasi intelektual religius atas munculnya semangat pribumisasi Islam yang dilakukan oleh komunitas founding fathers Nahdlatul Ulama karena alasan Islam bukan agama bangsa Arab. Term ahlus sunnah wal jamaah itu diantaranya qounun azasi yang dicetuskan oleh Hasyim Asy’ari guna mengerucutkan diri dalam bingkai mazdhab empat dalam penggunaan konsep fiqh-nya, yang diantaranya tokoh imam madzhab empat itu antara lain Hanafi, Maliki,Syafi’I dan Hambali yang walaupun secara al madhabi dan al manhaji kalangan Nahdlatul Ulama juga mengenal talfiq. Dikalangan komunitas warga Nahdlatul Ulama, hingga lebih menyempitkan diri kalangan komunitas warga PMII, dalam mengikuti faham ahlus sunnah wal jamaah tingkat pengakuan terhadap pelopor atau tokohnya adalah Imam Abu Hasan as Syafi’I dan Abu Mansur al Maturidi, juga pemahaman komunitasnya masih mengakui dengan adanya pintu ijtihad. Komunitas warga Nahdlatul Ulama yang mengklaim ke–jam’iyah–annya juga menganut prilaku tasawuf yang tokohnya, diantaranya Imam Al Junaidih Al Bagdadi dan Imam Al Ghazali beserta Imam–Imam yang lain yang dianggap memiliki relefansi proposional dengan ideologi tasawuf yang dianut oleh komunitas warga Nahdlatul Ulama.

Lebih jauh, dalam perkembangan ideologi ahlus sunnah wal jamaah dalam pendekatan organisasi PMII, hingga kini faktanya mengembangkan diri dalam wajah ideologi ahlus sunnah wal jamaah dengan akulturasi tradisi dan budaya serta fakta dan fenomena sosial yang mencakup diantaranya lima prinsip universal maqosidu al syar’iyah yang diantaranya hifd al dien, hifd al nafs, hifd al aql, hifd al mal, hifd al irdh wa al nasl. Juga dalam memanifestasikan nilai–nilai ahlus sunnah wal jamaah ala PMII menuju komunikasi tradisionalis kultural terbingkai melalui bahasa dan rujukan sejarah yang tercermin melalui empat pendekatan yaitu :

1. Melalui pendekatan pemehaman nilai – nilai ahlus sunnah wal jamaah yang seyogyanya dalam persoalan sosial menuju solusinya selalu menggunakan aspek pendekatan asas metodologi proses dan prosedur.

2. Dalam menyelesaikan problem sosial selalu menggunakan kerangka teori frame work yang memihak terhadap kaum mustad’afin, lemah dan teraniaya.

3. Resolusi problem solfing selalu diupayakan dengan usaha penyelarasan menuju persesuaian yang adil dan bijaksana.

4. Mampu memberikan tambahan atau peningkatan pengetahuan terhadap proses dinamisasi sosial (contribution to knowledge).

Premis – premis pembaharuan menurut hemat saya, terkait dengan pemahaman ahlus sunnah wal jamaah ala organisasi PMII, seyogyanya mampu menempatkan peran dan posisinya sebagai mujtahid sosial dalam menanggulangi dan mengatasi problem – problem sosial keagamaan dan kemasyarakatan, yang tuntutannya sebagai kader PMII seharusnya tidak takut dan enggan untuk mengembangkan sistem ijtihad menuju kesejahteraan agama, bangsa dan negara. Adapun sistem Ijtidad itu diantaranya adalah :

1. Ijtihad bi al manhaj,

2. Ijtihad bi al taqrib

3. Ijtihad bi al manfaat

4. Ijtihad bi al maslahat

5. Ijtihad bi al ilmiyat

Yang kesemuanya dengan menggunakan konsepsi pendekatan epistemologi sekaligus hermeneutika tawasuth, tasamuh, tawazun dan ta’adul hingga dalam berijtihad sesuatu ketika mengasumsikan diri dengan membuka peluang apabila dibutuhkan dalam memutuskan sebuah masalah boleh dan sah menggunakan teori dan dasar hukum non Muslim oriented. Alasan ini menurut hemat saya bersandar pada ungkapan al mukhafadhotu ‘ala al qodinish sholeh wa al ahdhu bi al jadidi al aslah. Wallahu a’lam bis showab.

Kamis, 15 Januari 2009

Ketua Komisariat

1_161042761l.jpg


Dua orang ini adalah dua orang aktivis yang dengan jiwa dan raganya mengabdi kepada PMII KOMFUSPERTUM.bisa kita lihat, foto diatas adalah saat pelantikan Pradana Anis (kiri) sebagai ketua komisariat 2008-2009 dan sekaligus penyerahan jabatan dari Kaka Hanifa(kanan).Selama ini Kaka hanifa merupakan pribadi yang serius tapi sangat bersahabat dengan kader-kader juniornya,beliau sering mengajak kader PMII ke tempat kostnya dan memang merupakan base camp komfuspertum,beliau adalah pemateri manajemen aksi yang belum ada gantinya.Begitu juga dengan Pradana ,walaupun fisiknya agak sangar seperti Bebi Romeo,tapi hatinya sangat melankolis seperti lagu Bunga Terakhir,Pradana hampir tidak pernah membentak bawahannya,justru Pradana sangat suka dengan kader yang suka memberinya masukan untuk kemajuan komisariat.logat jawanya sangat kental,dan sering mengucapkan kata yang gak jelas maksudnya,seperti "dasar Akting,"tapi itulah ciri khas dari Pradana.

Sebentar lagi akan ada pemilihan ketua komisariat yang baru,periode 2009-2010 dan semoga saja akan ada sosok baru yang bisa meneruskan pengabdian,dan mudah-mudahan bisa lebih memajukan PMII KOMFUSPERTUM.Hidup mahasiswa,hidup PMII,hidup KOMFUSPERTUM.

Jumat, 02 Januari 2009

PPM MENANG.......

Saat PPM sempat dinyatakan kalah dalam BEM U memang sempat membuat seluruh kader PPM sempat kecewa,tapi ternyata terdapat keganjilan dalam penghitungan suara di Tarbiyah,dan setelah penghitungan ulang ternyata PPM dinyatakan menang.
Ketika PEMIRA, sempat ada partai yang merupakan lawan terberat PPM yang membuat selebaran yang mengatakan bahwa jam malam di UIN Syarif Hidayatullah dihilangkan karena kemenangan PPM tahun lalu,padahal tutur seorang dosen di fakultas Ushuludin itu terjadi untuk menghindari kejadian-kejadian yang tak diinginkan dan juga rasa prihatin pada OB yang harus bekerja sampai malam.
Jadi, manuver kriktikan itu terjadi karena beberapa hal:pertama, partai itu tidak tau yang sebenarnya,atau kedua,mereka sudah tau tapi memang sengaja ingin menyudutkan.
Beberapa kader PPM di fakutas Ushuludin(PPI dan SA),Dakwah, dan HI.Melakukan pergerakan untuk mendirikan FISIP, bahkan salah satu CAPRES PPM dari PPI siap untuk kontrak politik untuk memperjuangkan terbentuknya FISIP.namun CAPRES dan CAWAPRES dari partai hijau daun fakultas Ushuludin maju kedepan forum menolak FISIP. Itu sebenarnya wajar saja,karena suara terbesar mereka ada di PA dan AF. Sedangkan PPM di SA dan PPI merupakan lawan terberat mereka,dan HI juga menang di fakultas, dan ternyata FISIP akan berdiri 2009.
Dan itulah bukti bahwa PPM adalah simbol Pergerakan di UIN, mari kita terus dukung PPM menjadi pemenang dan penggerak demokrasi sejati.